
Belum Padam, Kebakaran di Gunung Arjuno Meluas hingga 1.300 Hektare
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Arjuno, Jawa Timur, meluas hingga 1.300 hektare. Api bahkan hingga merembet ke arah Kabupaten Pasuruan.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan pemadaman api masih terus dilakukan. Operasi pemadaman juga dilakukan dengan metode water bombing dengan helikopter milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
“Luasnya dampaknya hingga 1.300 hektare. Sebelumnya 1.200 hektare,” kata Gatot saat dikonfirmasi, Selasa (5/9).
Pemadaman dengan metode water bombing itu dilakukan Pemerintah Provinsi Jatim, Sabtu (2/9). Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memimpin langsung operasi tersebut.
Dari 30 titik api yang tercatat, upaya pemadaman lewat water bombing ini baru berhasil memadamkan sembilan titik api.
“Dari 30 titik sumber api di tanggal 1 September, sudah ada sembilan titik yang tertangani kurang lebih 600 hektare [sudah padam],” ucapnya.
Gatot mengatakan BPBD melalui pos karhutla akan terus memantau kondisi kebakaran hutan dan melakukan upaya pemadaman manual di titik yang bisa dijangkau. Menurutnya, 21 titik kobaran api yang masih menyala itu harus diwaspadai.
“Api masih menyala di beberapa tempat dan bisa menimbulkan titik baru apabila tidak segera ditangani. Untuk itu water bombing jalan dan relawan digiatkan untuk ditambah,” ujarnya.
Pemadaman melalui udara ini dilakukan di kawasan taman hutan raya, termasuk Desa Cendono, Kabupaten Pasuruan dan Desa Toyomarto, Kabupaten Malang yang mencakup tiga area di wilayah Singosari, Kabupaten Malang dan Desa Tambaksari, Kecamatan Purwodadi, Pasuruan.
Selain pemadaman melalui udara, pemadaman secara manual juga masih terus dilakukan. Tercatat 350 orang personil gabungan dari personil Tahura R Soerjo yang bekerja sama dengan masyarakat Peduli Api (MPA), relawan, masyarakat sekitar kawasan hutan dan didukung oleh BPBD Prov Jatim, BPBD Kab. Pasuruan, BPBD Kab. Malang, TNI dan Polri telah dikerahkan.
Sementara itu, Khofifah sebelumnya mengatakan karhutla di kawasan Gunung Arjuno ini sangat genting. Menurutnya, fenomena el nino yang menyebabkan kekeringan membuat karhutla semakin parah.
“Dan kalau kita melihat tadi titik apinya masih cukup panjang. Saya potret tadi titik apinya, kalau tidak ketemu batu atau batas yang disiapkan maka api itu akan terus menjalar dan meluas area yang terbakar,” kata Khofifah.
Berdasarkan penyelidikan kepolisian dan laporan yang dihimpun Dinas Kehutanan Jatim, penyebab kebakaran di Gunung Arjuno ini juga akibat ulah pemburu liar.
Pelaku diduga sengaja membakar semak-semak hutan untuk memicu gerakan satwa yang diburu dan memudahkan aktivitas perburuan satwa.
Khofifah pun mengimbau masyarakat menghentikan kegiatan perburuan liar. Ia menegaskan tindakan yang tidak bertanggung jawab itu sangat berdampak buruk bagi lingkungan.
“Maka apa yang terkonfirmasi bahwa kemungkinan terjadinya kebakaran hutan ini adalah aktivitas perburuan liar, maka saya mohon segera dihentikan. Tolong dijaga alam kita dan lindungi hutan kita dari perburuan liar,” ucapnya.