
BI akan perkuat keamanan siber sistem keuangan nasional
IndoPolitik.com – Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan BI akan memperkuat keamanan siber (cyber security) infrastruktur sistem keuangan nasional seiring meningkatnya serangan siber ke perusahaan penyedia Layanan Jasa Keuangan (LJK) selama tahun 2023.
“BI akan menggerakkan penguatan ketahanan siber, baik dari sisi BI maupun industri. Sebab, kelancaran sistem pembayaran serta keamanan data penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat,” ujar Juda dalam peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.41 dalam Jakarta, Senin.
Saat ini, pihaknya sedang merancang formula kebijakan keamanan siber yang bersifat end to end, mulai dari tata kelola penanganan siber dalam industri, langkah preventif, serta langkah resolusi apabila terjadi serangan, termasuk mekanisme koordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Kita punya forum yang mana digunakan secara reguler melakukan evaluasi ketahanan siber di area dalam industri ini. Tetapi kalau tetap terjadi ini, perlu protokol, ini sedang kita perkuat,” ujar Juda.
Selain terganggunya sistem, menurutnya, serangan siber terhadap infrastruktur sistem keuangan akan menyebabkan menurunnya kepercayaan penduduk terhadap sistem keuangan.
“Keberhasilan serangan siber pada infrastruktur sistem keuangan pada gilirannya menyebabkan menurunnya kepercayaan pada sistem keuangan,” ujar Juda.
Selama tahun ini, beberapa lembaga yang mana hal tersebut mengurusi kesulitan keuangan pada Indonesia terkena serangan siber, diantaranya PT Bank Syariah Indonesia (BRIS), PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), hingga BPJS Ketenagakerjaan.
State of the Internet dalam laporannya berjudul The High Stakes of Innovation: Attack Trends in Financial Services mencatat layanan jasa keuangan dalam dalam Asia Pasifik kemudian juga Jepang (APJ) dilanda 3,7 miliar serangan siber pada rentang kuartal II-2022 sampai kuartal II-2023, atau sebagai sektor yang mana yang disebut terbanyak mengalami serangan siber.