Dubes RI soal Karhutla: Singapura-Indonesia Sepakat Cari Solusi

Dubes RI soal Karhutla: Singapura-Indonesia Sepakat Cari Solusi

Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo buka suara soal negara-kota itu yang mulai bersiap menghadapi risiko terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatra.

Tommy, sapaan akrab Suryopratomo, mengatakan kabut asap merupakan konsekuensi logis dari musim kemarau dan El Niño yang sedang terjadi.

“Tetapi tantangan ini bukan hanya dihadapi Indonesia, tetapi juga Malaysia,” kata Tommy kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/9).

Pada 3 September, Badan Nasional Lingkungan (National Environment Agency/NEA) mendeteksi 23 titik api di Sumatra. Kemudian pada 2 September, mereka mendeteksi 28 titik api.

NEA menyatakan gumpalan asap masih berada cukup jauh dari Singapura dan tak terlihat langsung melayang di langit negara kota ini. Namun, mereka juga memprediksi pekan-pekan mendatang, cuaca kering diperkirakan akan terus berlanjut di wilayah selatan tengah Sumatra.

“Ini akan bisa meningkatkan situasi hotspot dan kabut asap di sana dan menimbulkan risiko kondisi yang berkabut mempengaruhi Singapura,”demikian pernyataan NEA di Facebook.

Dalam kesempatan itu, Tommy menerangkan titik api terjadi di Sabah, Sarawak dan Semenanjung Malaysia.

“Kualitas udara Malaysia pun terdampak karena titik api itu,” ujar dia.

Menyoal kabut asap lintas batas, Indonesia dan Singapura, kata dia, sepakat untuk bekerja sama.

“Indonesia dan Singapura sudah sepakat untuk tidak saling menyalahkan saat terjadi kondisi seperti ini, tetapi mencari jalan keluar bersama,” ungkap Tommy.

Ia juga mengatakan saat ini bukan waktu yang tepat saling menyalahkan siapa penyebab kabut asap itu. Namun, pihak-pihak terkait bekerja sama untuk mengatasinya.

“Pemerintah daerah dan seluruh aparat sedang berjuang keras untuk menangani titik api itu,” ucap Tommy.

Beberapa bulan lalu, pejabat Indonesia dan Singapura juga bertemu untuk membahas permasalahan tersebut.

Delegasi Indonesia dipimpin langsung Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Alue Dohong.

Di kesempatan terpisah, Menteri Luar Negeri Kedua Singapura Mohamad Maliki Osman mengatakan pemerintah dan Indonesia bekerja sama mengatasi kabut asap lintas batas di negara itu.

“Soal kabut lintas batas, ya, kami terus menjalin hubungan kerja dengan Indonesia,” kata dia kepada wartawan Indonesia di Gedung Kementerian Luar Negeri Singapura pada 5 Juli.

Maliki mengatakan sejak 2015, Singapura menawarkan Paket Bantuan Asap (Haze Assistance Package) ke Indonesia.

Pada 2015, Singapura terdampak kabut asap imbas kebakaran hutan di sejumlah wilayah Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Insiden serupa juga terjadi pada 2019.

CATEGORIES
TAGS
Share This