
Pengamat Pertahanan China Kaget Mengetahui Militer Indonesia Pernah Berperang Melawan Negara NATO
Militer Indonesia mungkin menjadi salah satu negara di dunia yang keberadaanya diakui.
Biasanya untuk mengukur seberapa jauh kesiapan tempur sebuah negara, maka angkatan bersenjatanya harus punya pengalaman perang dan militer Indonesia memiliki hal ini.
Militer Indonesia dikenal spartan dan tak takut mati jika menyangkut menjaga kedaulatan bangsa.
Tak ayal tekad ini membuat militer Indonesia punya kans untuk jadi lebih besar lagi kedepannya.
Namun yang harus peru dibenahi ialah kualitas alutsista Indonesia.
Indonesia sudah punya prajurit yang spartan.
Tapi bila kualitas alutsista kurang mumpuni malah nantinya cuma setor nyawa ke medan perang.
Masalah alutsista Indonesia yang tergolong tua perlu dimodernisasi ini angat mendesak.
Misalnya elemen pertahanan udara dimana meriam penangkis serangan udara (PSU) bernama S60 buatan Soviet masih saja dipakai.
Padahal meriam ini sudah dioperasikan Indonesia sejak tahun 1964.
Masih ada lagi alutsista tua yang lain.
Misalnya panser Saracen yang sudah sangat tua.
Beberapa kali meski segelintir masih aktif dioperasikan oleh Indonesia.
Belum selesai sampai di situ deretan tank AMX-13 juga masih dioperasikan Indonesia.
Matra laut juga mengoperasikan alutsista tua macam fregat Ahmad Yani class, Korvet Parchim class hingga LST Teluk Gilimanuk class.
Sebab inilah modernisasi pertahanan Indonesia dikebut.
Pembelian Rafale, F-15 Eagle II, FREMM, Arrowhead, Mirage 2000 hingga tank Harimau semua dilakukan Indonesia.
“Menteri Pertahanan Prabowo Subianto baru saja mengumumkan bahwa Indonesia telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), komitmen pembelian 24 Unit Pesawat Tempur F-15EX produksi Boeing Company, Amerika Serikat.
Pengadaan F-15 EX ini, merupakan bagian dari modernisasi alutsista TNI yang terus dilakukan Menhan Prabowo sesuai arahan Presiden Joko Widodo dan menjadi prioritas sejak awal menjabat sebagai Menhan.
Pesawat tempur F-15EX varian terbaru dari keluarga pesawat F-15 ini, memiliki sejumlah keunggulan di antaranya dalam daya angkut, sehingga dapat membawa lebih banyak senjata dibandingkan generasi sebelumnya,” jelas Kemhan RI pada 26 Agustus 2023.
Memang Menhan Prabowo diberi mandat oleh presiden Jokowi menyusun master plan 25 tahun kedepan untuk membangun postur angkatan bersenjata yang kuat.
Karena sudah memiliki pengalaman perang maka militer Indonesia cuma kurang di lini persenjataan modern.
Pengamat pertahanan China, Jun Wujun kaget mengetahui jika Indonesia pernah berperang melawan negara NATO yakni Belanda di operasi Jayawijaya merebut Irian Barat.
“Indonesia telah memiliki banyak pengalaman tempur nyata berskala besar dalam pendaratan lepas pantai dan amfibi.
Pada tahun 1961, pertempuran laut Laut Arafura pecah dengan Belanda dan memenangkan bagian barat Papua,” ujarnya dikutip dari media China Sohu.
Belum lagi pada operasi Seroja di Timor Timur.
“Pada tahun 1975, mereka mendarat dari laut dan menduduki Timor Timur dengan terjun payung di udara” jelas Jun.
Angkatan bersenjata China sendiri belum memiliki pengalaman perang sebanyak militer Indonesia.