Rusia Pergoki Dalam Empat Bulan Terakhir Militer Indonesia Pesta Pora Tenggelamkan Dua Kapal Perang Musuh

Rusia selalu menjalin kerja sama pertahanan dengan militer Indonesia, salah satunya transfer kapal perang KRI Irian saat Trikora.

Rusia menjual KRI Irian dimana kapal perang jenis cruiser itu gagal dimanfaatkan secara maksimal oleh militer Indonesia.

Ketika G30S PKI meletus, kapal perang itu ditarik kembali dari Indonesia ke Rusia.

Saat itu ada isu bahwa Rusia khawatir jika teknologi pemurnian air laut jadi air tawar di KRI Irian dipergoki Barat akibat adanya peristiwa kudeta tersebut karena memang banyak sekali mata-mata AS berkeliaran di Indonesia.

Agak lama usai G30S PKI Rusia menjalin hubungan kembali dengan Indonesia.
Pada tahun 1970 barulah Indonesia menormalisasi hubungannya dengan Rusia dan China.

Kerja sama pertahanan dengan Indonesia kembali pulih saat embargo militer AS menerjang negeri ini.

Nampak bahwa Rusia punya niat menolong Indonesia saat itu menjual Su-27 bekas secepat mungkin ke sini.

Indonesia terpaksa membeli bekas karena butuh sekali jet tempur berat lantaran F-16, F-5 dan A-4 Skyhawk tak mampu terbang gegara embargo militer AS.

Rusia menawarkan solusi menjual Su-27 bekas dulu agar Indonesia secepat mungkin menutup lubang pertahanan udaranya yang bolong.

Kehadiran Su-27 dan Su-30 dari Rusia nyatanya berdampak besar ke Indonesia.

Black Flight yang dilakukan F-18 Australia dan AS di Indonesia menurun drastis.
Uniknya beberapa waktu lalu dijelaskan jika pesawat militer AS lah yang paling banyak melakukan pencerobohan di wilayah udara Indonesia saat Sukhoi sedang menjalani upgrade.

“Warna merah adalah pelanggaran yang dilakukan oleh pesawat udara militer, tepatnya dilakukan oleh Amerika Serikat, tercatat sejumlah delapan kali pelanggaran,” jelas Panglima TNI Yudo Margono.

Sementara untuk lini kapal perang, saat ini hampir nihil militer Indonesia memakai kapal perang dari Rusia.

Padahal dulu selain KRI Irian ada destroyer Skory class sebanyak 8 unit.

Ada pula fregat Riga Class sebanyak 8 unit.
Masih ada lagi kapal penyapu ranjau T43 Class enam unit ditambah kapal pemburu kapal selam Kronshtadt class sebanyak 14 unit.

Belum selesai di situ masih ada kapal selam Whiskey class dan KCR Komar class masing-masing sebanyak 12 unit.

Sebetulnya Indonesia pernah hampir membeli kapal selam Kilo class dan korvet Steresgushchiy class. Tapi rencana itu menguap di tengah jalan.

Alasannya mungkin Indonesia tak ada minat mengoperasikan kapal perang buatan Blok Timur karena dari Blok Barat sudah memenuhi inventaris militer republik.

Menambah jenis kapal perang dari blok Timur akan mempersulit perawatan.

Meski demikian hubungan pertahanan Rusia dan Indonesia tetap terjalin baik.

Karena masih ada deretan alutsista made in Rusia yang dipakai Indonesia, misal tank amfibi BMP-3F, PT-76, BTR-50 hingga helikopter Mi-17 dan Mi-35 Hind E.

Sampai pada satu peristiwa ketika militer Indonesia melakukan penembakkan tiga rudal anti kapal baru-baru ini buat Rusia geleng-geleng kepala.

Rusia tak menyangka militer Indonesia ‘pesta pora’ menenggelamkan kapal perang musuh dalam latihan perang dalam empat bulan terakhir.

“Indonesia menenggelamkan kapal perangnya sendiri dengan roket dan bom,” jelas media Rusia dzen.ru pada 16 Agustus 2023.

Seperti diketahui Indonesia meluncurkan rudal Exocet, C-802 dan C-705.

“Kapal itu (eks KRI Slamet Riyadi) ditabrak saat bermanuver oleh dua rudal Exocet Prancis dari fregat Raden Eddy Martadinata dan korvet John Lie.

Rudal anti kapal China juga ditembakkan ke arah mereka: C-802 dari fregat KRI Yos Sudarso dan C-705 dari speedboat KRI Tombak.

“Ini merupakan latihan maritim ketiga TNI dengan senjata tajam yang telah dilakukan TNI dalam empat bulan terakhir.

Baru-baru ini, pada 30 Juni 2023, kapal LST eks KRI Karang Tekok yang dinonaktifkan ditenggelamkan,” tambahnya.

Memang militer Indonesia tengah gencar melakukan latihan seperti eliminasi kapal perang yang sampai ke telinga Rusia.