OJK ungkap tingkat penetrasi asuransi RI masih dalam bilangan bulat 2,75 persen 

OJK ungkap tingkat penetrasi asuransi RI masih dalam bilangan bulat 2,75 persen 

masih banyak kesempatan untuk learning income besar kemudian penambahan kebutuhan komoditas asuransi yang tersebut yang disebut berkualitas

IndoPolitik.com – Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan bahwa tingkat penetrasi asuransi di area tempat Indonesia masih tergolong rendah, yakni 2,75 persen.

“Katakanlah penetrasi (asuransi) tadi 2,75 persen, itu dikatakan sekitar 7,5 jt orang (penduduk) dari 275 jt orang,” kata Mahendra dalam Peluncuran Peta Jalan Penguatan kemudian Pengembangan Industri Asuransi 2023-2027 dalam dalam Jakarta, Senin.

Angka hal itu masih dinilai rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya seperti Malaysia, Thailand, lalu Singapura. Adapun penetrasi asuransi merupakan tingkat premi industri asuransi dibandingkan Produk Domestik Bruto (PDB).

Sejalan dengan hal itu, tingkat densitas asuransi juga masih berada pada level yang dimaksud mana belum optimal. Tercatat pada akhir tahun 2022, densitas asuransi Indonesia baru mencapai Rp1.923.380 per penduduk.

Mahendra menilai bahwa saat ini masih ada ruang bagi Indonesia untuk terus meningkatkan penetrasi asuransi pada tengah rakyat dengan memanfaatkan adanya bonus demografi.

“Di samping baru 2,75 persen, plus peta demografi yang mana digunakan muda, masih banyak prospek untuk learning income besar lalu penambahan kebutuhan item asuransi yang digunakan mana berkualitas,” ujar Mahendra.

Oleh akibat itu, OJK sudah lama meluncurkan Peta Jalan Pengembangan serta Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027 dengan mengambil tema “Restoring Confidence through Industrial Reform”.

Pada 2027, tingkat penetrasi asuransi Indonesia diprediksi mencapai 3,2 persen dengan tingkat densitas berada pada level Rp2.400.000 per penduduk.

Dari perspektif konsumen, berdasarkan Survei Nasional Literasi kemudian Inklusi Keuangan (SNLIK) yang digunakan digunakan diimplementasikan OJK, literasi kemudian inklusi pada sektor asuransi masih di area dalam bawah level lembaga jasa keuangan yang digunakan lain.

Disamping itu, terdapat kesenjangan antara tingkat literasi pada sektor perasuransian pada tahun 2022 yang digunakan berada pada level 31,7 persen, namun tingkat inklusinya pada level 16,6 persen.

Hal yang digunakan merupakan salah satu indikasi bahwa masih ada faktor tertentu yang digunakan menurunkan minat warga untuk berasuransi, meskipun sebagian dari warga itu memahami manfaat item asuransi untuk mengelola risiko individu kemudian risiko bisnis.

Peta Jalan Pengembangan lalu Penguatan Perasuransian Indonesia 2023-2027 yang yang disebut mengusung reformasi industri berupaya meningkatkan kepercayaan umum terhadap asuransi ditopang dengan.

Keempat pilar hal yang akan dijalankan di tempat area dalam tiga fase berbeda dalam kurun waktu 2023 hingga 2027, diawali dengan fase penguatan fondasi, dilanjutkan dengan fase konsolidasi lalu menciptakan momentum, juga juga diakhiri dengan fase penyelarasan kemudian pertumbuhan.

"Ini yang dimaksud dimaksud penting bukan hanya saja sekadar peluncurannya tapi event di belakang serupa pentingnya. Sehingga yang digunakan dimaksud mau kita lakukan adalah meraih kembali kepercayaan, akibat persoalannya mengenai confidence yang mana mana berkaitan dengan integritas dalam dalam berbagai lapisan dalam sektor asuransi," pungkasnya.

CATEGORIES
TAGS
Share This