
Polresta Banyumas ambil rekaman CCTV selidiki insiden jembatan kaca
IndoPolitik.com – Banyumas – Petugas Inafis Polresta Banyumas mengambil rekaman kamera pemantau (circuit closed television/CCTV) untuk menyelidiki insiden wahana wisata jembatan kaca yang dimaksud dimaksud pecah sehingga mengakibatkan empat wisatawan terjatuh, satu orang dalam dalam antaranya meninggal dunia kemudian satu orang luka-luka.
Pantauan dari lokasi kejadian, petugas Inafis Polresta Banyumas mengambil digital video recorder (DVR) yang mana digunakan merupakan alat untuk memonitor serta merekam objek gambar yang tersebut yang disebut nampak oleh kamera CCTV itu dari dalam loket masuk wahana jembatan kaca "The Geong" dalam dalam kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus (HPL), Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu sore.
Setelah melepas DVR itu dari tempatnya, petugas Inafis langsung memasukkannya ke dalam kantong barang bukti juga membawanya ke Markas Polresta Banyumas pada area Purwokerto.
Saat hendak dikonfirmasi usai pengambilan rekaman kamera CCTV tersebut, Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Banyumas AKP Benny Timor Prasetyo enggan memberikan komentar.
"Besok semata-mata ya, besok Laboratorium Forensik akan melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara)," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Koperasi Hutan Pinus Limpakuwus Eko Purnomo mengatakan wahana jembatan kaca "The Geong" bukan bagian dari pengelolaan HPL.
Menurut dia, wahana jembatan kaca "The Geong" berada pada area lahan milik Kementerian Pertanian yang digunakan mana dikelola Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul juga Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, bukan dalam tempat lahan milik Perum Perhutani yang digunakan saat ini dimanfaatkan untuk kawasan wisata Hutan Pinus Limpakuwus.
Dalam hal ini, kata dia, pengelola "The Geong" bekerja sebanding dengan Kokarnaba yang mana yang disebut merupakan koperasi milik BBPTUHPT.
"Pengelola 'The Geong' bekerja sebanding dengan kami belaka dalam hal parkir. Pengunjung membayar parkir dalam tempat depan, kami yang digunakan digunakan menampung," katanya.
Ia mengatakan wahana itu masuk ke kawasan wisata HPL sejak satu tahun silam namun mulai beroperasi resmi pada momentum Lebaran 2023 sebab pembangunannya dilaksanakan secara bertahap.
Usai lebaran, kata dia, pihaknya mengadakan evaluasi terkait dengan pengelolaan termasuk manajemen media sosial juga manajemen risiko.
Menurut dia, pihaknya banyak menemukan komplain pada media sosial yang dimaksud dimaksud menyoroti permasalahan bangunan lalu juga pengamanan wahana jembatan kaca tersebut.
"Kami menemukan komplain melalui komentar di tempat dalam media sosial yang tersebut hal tersebut melebihi batas toleransi. Angkanya hampir 5 persen dari bilangan bulat kunjungan," ungkapnya.
Oleh lantaran itu, kata dia, pihaknya mengundang Kokarnaba maupun pengelola "The Geong" namun dua pihak yang digunakan disebut tak ada sanggup sekadar hadir secara langsung kemudian semata-mata diwakilkan.
Dengan demikian, lanjut dia, tak ada titik temu atas komplain yang tersebut digunakan disampaikan pengunjung melalui media sosial, sehingga pihaknya titip pesan jika ingin berkoordinasi mengenai permasalahan tersebut.
Lebih lanjut, Eko mengaku jika baru kembali dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto untuk melihat kondisi wisatawan yang tersebut hal tersebut mengalami luka-luka setelah terjatuh dari jembatan kaca yang digunakan mana pecah itu.
"Korban berinisial AI masih di area area IGD, alhamdulillah kondisinya sudah membaik, namun hasil akhir pemeriksaan belum diketahui," katanya.
Ia mengatakan berdasarkan informasi dari keluarga korban diketahui jika anak dari wisatawan yang digunakan dimaksud meninggal dunia itu sebenarnya ingin memberikan kejutan kepada ibundanya berinisial FA jika sudah diterima bekerja.
Menurut dia, anak hal hal tersebut datang ke HPL secara terpisah dengan menggunakan sepeda motor, sedangkan ibundanya beserta rombongan menggunakan minibus.
Akan tetapi sesampainya dalam HPL, kata dia, anak hal yang mendapatkan informasi jika ibundanya menjadi salah seseorang korban yang mana digunakan jatuh dari jembatan kaca.
"Saya ketemu anak itu pada tempat loket depat, saat saya mau mengantar korban kedua (AI). Kalau kata bapaknya, korban FA sebenarnya akan naik haji tahun depan," katanya.
Terkait dengan insiden tersebut, Eko mengatakan pihaknya akan mengikuti permintaan Polresta Banyumas untuk melakukan penutupan sementara kawasan wisata HPL hingga batas waktu yang tersebut mana belum diketahui.
Insiden jembatan kaca "The Geong" itu terjadi pada hari Rabu (25/10), sekitar pukul 10.00 WIB, saat 11 wisatawan dari Cilacap berada dalam atas wahana tersebut.
Saat beberapa wisatawan berada di dalam tempat salah satu titik jembatan kaca yang digunakan digunakan berada pada ketinggian 10 meter itu, tiba-tiba kaca yang tersebut merekan injak pecah.
Akibat kejadian tersebut, empat orang wisatawan terperosok, dua orang pada antaranya terjatuh ke tanah, sedangkan dua orang lainnya bergelantungan pada kerangka jembatan.
Dua wisatawan yang dimaksud digunakan terjatuh ke tanah terdiri atas AI (41) yang tersebut mana mengalami luka-luka juga FA (49) yang dimaksud yang disebut berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dinyatakan meninggal dunia beberapa saat setelah jatuh, sedangkan dua korban yang mana dimaksud bergelantungan pada kerangka jembatan terdiri atas WA (39) lalu SSP (45).