
Rupiah lebih banyak baik dibandingkan dengan beberapa jumlah mata negara lain
IndoPolitik.com – Jakarta – Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan nilai tukar Rupiah saat ini relatif tambahan lanjut baik dibandingkan mata uang sebagian negara lain di tempat tempat kawasan Asia kemudian juga global.
“Namun, bagi rakyat pelemahan mata uang Rupiah yang tersebut mana terus menerus akan berdampak terhadap kenaikan harga-harga, salah satunya nilai tukar komoditas juga juga akan berpengaruh terhadap menurunnya daya beli sehingga konsumsi umum akan menurun,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat.
Untuk menahan laju pelemahan mata uang rupiah, pemerintah serta Bank Indonesia (BI) dinilai harus bahu-membahu melakukan pencegahan dengan melakukan strategi bauran kegiatan perekonomian lebih lanjut besar banyak lagi agar sanggup menahan gelombang eksternal yang dimaksud hal itu luar biasa.
Pengaruh eksternal hal itu berasal dari kecemasan pasar terhadap perang Palestina melawan Israel, sehingga menghasilkan sebagian besar peniaga mewaspadai aset-aset berisiko, terutama dalam area tengah prospek penyebaran konflik yang dimaksud mana lebih lanjut banyak besar di area dalam kawasan Timur Tengah. Perang antara Rusia dengan Ukraina juga melengkapi kegelisahan pasar.
“Tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah, agar sejalan nilai fundamentalnya untuk mengupayakan upaya pengendalian imported inflation,” kata Ibrahim.
Di samping intervensi dalam pasar valuta asing (valas), BI disebut akan mempercepat upaya pendalaman pasar uang rupiah juga pasar valas. Hal ini termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga penerbitan instrumen-instrumen lain untuk meningkatkan mekanisme pasar.
Selain itu, BI calon hendak meningkatkan serta memperluas koordinasi dengan pemerintah, perbankan, juga dunia perniagaan dalam implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
Menurut Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra, rupiah melemah terhadap dolar AS akibat indikasi kebijakan suku bunga tinggi Bank Sentral AS.
“Semalam, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell memberikan sinyal bahwa kebijakan suku bunga tinggi masih diperlukan untuk menurunkan inflasi AS ke level 2 persen. Tapi, Powell juga memberikan indikasi bahwa The Fed bukan ada terburu-buru menaikkan suku bunga acuan lagi oleh sebab itu tingkat imbal hasil obligasi yang mana mana tinggi pada AS sudah membantu meredam inflasi,” ucapnya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 58 poin atau 0,36 persen menjadi Rp15.873 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.815 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat turut melemah ke posisi Rp15.856 dari sebelumnya Rp15.838 per dolar AS.