Taruhan Besar Korea Selatan Jika Nekat Gantikan Indonesia dengan UEA Dalam Proyek KF-21 Boramae

Taruhan Besar Korea Selatan Jika Nekat Gantikan Indonesia dengan UEA Dalam Proyek KF-21 Boramae

Belakangan tersiar kabar mengenai kelanjutan proyek KF-21 Boramae antara Indonesia dan Korsel.

Kabar terbaru tersebut mengatakan UEA akan membayar jatah iuran Indonesia dalam proyek KF-21 Boramae.

Namun, secara resmi belum diketahui apakah UEA akan menggantikan Indonesia atau hanya sebagai investor yang menutup jatah iuran Indonesia.’

Mengutip dari situs Meta Defense, pada 15 September 2023, dalam artikel berjudul “UEA menaiki KF-21 Boramae Korea Selatan.”

Dikatakan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) dan Korea Selatan menandatangani Nota Kesepahaman yang mengizinkan UEA untuk bergabung dengan program KF-21 Boramae.

Meurpakan Pesawat tempur generasi 4,5 Korea Selatan yang saat ini dalam tahap pengujian, UEA bisa menggantikan Indonesia dalam menyelesaikan utang Indonesia dalam program tersebut.

Lebih khusus lagi, UEA akan membayar iuran yang terutang dari Jakarta, yang saat ini menghambat program tersebut, serta hubungan kedua negara, untuk mengikuti program tersebut.

Tentu saja, hal ini akan menjadikan KF-21 kandidat pilihan untuk menggantikan F-16 Uni Emirat Arab, yang akan berevolusi bersama 80 Rafale yang dipesan sebelumnya.

Namun pertaruhannya cukup besar bagi Seoul, karena pasar ini mewakili potensi pesanan 60 hingga 80 pesawat.

Karena bagaimanapun juga Indonesia juga merupakan negara yang memiliki peran besar dalam pemasaran KF-21 Boramae.

Menurut situs Hani.co.kr, dalam artikel yang terbit 11 November 2021 berjudul “Proyek Jet Tempur Korea, Kenapa Gabung dengan Indonesia?”

Menyoroti peran penting Indonesia dalam proyek pengembangan KF-21 Boramae.

Menurut laporan situs tersebut, proyek ini menargetkan produksi massal pada Juni 2026 nanti.

Pasalnya usai proyek tersebut selesai Korea Selatan tidak secara langsung memproduksi jet tempur tersebut secara massal.

Karena dikatakan bahwa keberhasilan bisnis ini tergantung pada pengamanan nilai jual pasar.

Jika sebuah perusahaan gagal mencapai skala ekonomi dengan mengamankan jumlah ekspor dalam jumlah tertentu, kelangsungan usaha itu akan memburuk.

Pabrikan dari Korea tersebut mencoba mengamankan kelayakan ekonomi dengan membuat lebih dari 300 jet tempur dengan 120 dikirim ke Angkatan Udara Korea.

Dengan hanya 120 unit, produsen Korea Aerospace Industries (KAI) tidak bisa memenuhi kebutuhan itu.

Oleh sebab itu peran Indonesia diperlukan dalam pemasaran KF-21 Boramae.

Situs Hani.co.kr menyebut Korea Selatan akan memasok Indonesia dengan KF-21 terlebih dahulu sebagai pangkalan baru menjualnya ke negara-negara Asia Tenggara.

Hal itu bisa mengamankan skala ekonomi dalam pemasaran senjata militer tersebut.

Indonesia dianggap pemimpin Asia Tenggara yang memiliki pengaruh di kawasan tersebut, apalagi Asia Tenggara telah lama menjadi target pasar senjata buatan Rusia.

Oleh sebab itu Korea Selatan terus berkolaborasi dalam hal industri pertahanan, seperti pesawat latih domestik KT-1, pesawat latih canggih supersonik T-50, dan proyek kapal selam.

CATEGORIES
TAGS
Share This